Seandainya saya menjadi anggota DPD RI
Setelah shalat shubuh aku beranjak kesamping rumah, melihat keadaan drum yang berisi pupuk kompos yang sudah dicampur air sore kemarinnya. Pupuk yang seperti tanah liat ini adalah campuran kotoran kerbau, kambing dan dedaunan.
Rasa takut di kegelapan dan keadaan Darurat militer Aceh yang tidak aman, ku memberanikan diri demi hijaunya tanaman cabeku. Baris demi baris kusirami tanaman cabe yang tanpa bahan kimia tersebut. Mentari mulai menampakkan dirinya, riuh lalu lalang anak sekolah dan pegawai kantoran melintas dijalan depan kebun sewaanku.
Cahaya mentari disambut baik tanamanku, berpotosintesis dengan alam. Dibawah pohon pete kecil kusandarkan tubuhku yang kurus. Melintas dipikiranku, "Andai saja aku punya komputer, pasti aku akan sungguh-sungguh mempelajarinya".
Enam bulan berlalu, tanamanku siap panen, namun nasib terkadang belum memihak. Tanaman dengan modal pinjaman 1,5 juta hanya berharga 600 rupiah perkilo. Sabar, Seorang menawariku untuk menjadi operator komputer di sebuah LSM, aku merasa kurang yakin kemampuan komputerku, terlebih itu adalah sebuah LSM besar di Aceh setelah tsunami berlalu.
Ternyata bos tempat ku bekerja memberiku kebebasan memperbaiki komputer kantor dan mempelajarinya (eksperimen). Rusak, data hilang awalnya menjadi ketakutan bagiku, berbekal semangat dari kepala kantor dan ruang kebebasan rasa takut akan rusak hilang sudah.
2 tahun berlalu, setengah dari gajiku adalah untuk belajar dan membeli buku, gajiku yang pas-pasan tak menyurutkan niatku untuk membayar sewa internet yang cukup mahal di kota kecilku. Ilmu yang kudapat dengan otodidak semakin bertambah walau gaji dan kredit motorku hampir tiada bersisa setelah tanggal 15.
Aku berpikir, bagaimana caranya setiap kecamatan memiliki internet gratis, agar laporan bulananku cepat terkirim ke Banda Aceh. Sebuah solusi dari tutorialnya Pak Ono W. Purbo aku coba pelajari berbulan-bulan, namun alat yang diberi nama Internet Kaleng tersebut tidak cukup gajiku membelinya yang seharga 1 jutaan.
Pikiranku tertuju kepada membuat Website, biaya hosting yang cukup mahal dan domainnya pertahun sedikit menyurutkan niatku. Namun, Alhamdulillah sebuah mesin pencari menawarkan untuk membuat blog gratis dan membuatnya hanya dalam beberapa menit saja. blog yang kuberi nama www.duniatutorial.com adalah tempatku menulis dari hasil kegigihanku mencari ilmu tanpa duduk dibangku kuliah.
Seandainya saya menjadi anggota DPD R, aku suka berandai-andai, seperti ceritaku diatas. Bersungguh-sungguh adalah niatku, tidak perlu itu berhasil atau tidak, namun satu hal "Aku ingin ilmuku bermanfaat bagi orang banyak"
Ekonomi, berbekal jurusan akuntasi di SMK dulu, dan praktik ekonomi masyarakat yang ku alami, Impor barang sangat merugikan petani. Sampai saat ini hanya perkebunan Kopi Gayo yang kami andalkan yang sudah di ekspor keluar negeri, jika melihat tanaman muda hasil bumi kami tidak bisa ekspor karena kalah harga dengan barang impor. Memang, suplay and demand perlu diperhitungkan, bukannya cabe, kentang dan tanaman kami yang tidak berkualitas. Dulunya sejak aku SD orang tuaku adalah petani padi disamping berkebun, namun karena derasnya barang impor kami mengalihkan sawah-sawah kami ke Kopi Gayo, bersyukur Kopi Gayo kami berharga dan disukai di luar negeri. Namun, terkadang aku merasa sedih bagaimana nasib petani di daerah pesisir yang berprofesi petani padi.
Seandainya saya menjadi anggota DPD RI, Ekonomi dan Pendidikan adalah pokus utamaku dalam bekerja.
Dian Cibro
Owner of www.duniatutorial.com, and
Founder of Komunitas Blogger Gayo
2 komentar:
Great Memorial
kunjungan perdana saya nie...semoga menang ya kontesnya...artikel yang sangat menarik dan inspiratif
kunjung balik ya :D